Aliran dalam etika

1.    Hedonism etis
Berasal dari bahasa Yunani, hedone: nikmat, kebahagiaan.
Khas: bagaimana seseorang dapat terhindar dari perasaan sedih, tidak memikirkan kesedihan orang lain (menanggalkan perasaan orang lain). HE hanya memandang dari segi motivasi satu pihak.

2.    Etika pengembangan diri
Model teori HE yang kemudian dikembangkan kembali oleh aristoteles.
Seseorang dapat bahagia karena dapat menyalurkan bakat dan merealisasikannya.
Contoh: seseorang tidak akan bahagia meskipun mendapatkan uang yang sangat banyak jikalau ia mendapatkan uang itu bukan dari bakatnya.
Bagaimana manusia berkembang? Orang tidak berkembang apabila ia hanya memikirkan cara mengembangkan diri.

3.    Utilitarisme
Utili: berguna
Bahwa hasil dari tindakan tidak dari motivasi tetapi dari kegunaan.

•    Tolak ukur dalam menilai seseorang bersifat konkrit yaitu prinsip dasar moral
•    Adapun Prinsip dasar Moral adalah:
1.    Prinsip sikap baik: menjalankn sikap yang mana orang lain tidak dirugikan karena kebaikan sifat.
Dalam diri seseorang pada dasarnya memiliki rasa positive thinking
Perubahan pola pikir dari positif thinking ke negatif thinking adalah sikap kewaspadaan, terjadi karena realita sosial
2.    Prinsip keadilan: kedua belah pihak tidak dirugikan (satu sisi memberikan hak pada orang lain tetapi satu sisi merugikan orang lain, ini yang namanya merugikan) inilah yang dinamakan prinsip sikap adil
3.    Prinsip hormat kepada diri sendiri: intinya jangan sampai kita diperas, dan janga sampai kita dirampas apalagi ditindas.

•    Apa hubungannya dari tiga prinsip ini? Prinsip hormat dan keadilan akan mendorong untuk melakukan prinsip sikap baik
•    Dalam nilai selalu berbicara etika dan estetika. Nilai sendiri adalah: sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang kita cari, yang menyenangkan, yang selalu diinginkan.
•    Beda nilai dengan fakta:

NILAI    FAKTA
Seuatu yang memikat di dalam sebuah kehidupan (masih bersifat abstrak, belum diketahui berapa posentasenya)   
Sebuah apresiasi seseorang (persepsi antara satu hal dan lain belum tentu sama)    Konteks diskripsi dari suatu hal yang diuraikan satu persatu sehingga bisa diterima oleh orang banyak
Contoh: kamar ini luas    Contoh: kamar ini luasnya 7X9 M
Bersifat subyektif (tetapi ada criteria yang dapat membuat nilai itu obyektif    Bersifat obyektif
   

•    Ciri ciri nilai:
a.    Nilai selalu berkaitan dengan subyek
b.    Nilai muncul dalam suatu konteks yang praktis (ada keinginan subyek menilai untuk membuat suatu penilaian)
c.    Nilai moral tidak dapa berdiri sendiri, dia selalu menempel dengan nilai nilai yang lain sehingga nilai disebut dengan pramoral.


KEBEBASAN
•    Adalah suatu tindakan yang tidak ingin terikt dari suatu hal yang mengekang.
•    Kebebasan makna positif dan negatif
•    Kebebasan ada dua macam: kebebasan eksistensial (kemampuan kita ntuk menentukan diri sendiri, setiap orang bebas melakukan keinginan, kebebasan hanya berlaku pada tindakan sadar) dan kebebasan sosial (kebebasan tindakan yan kita terima dari orang lain.
•    Kebeasan eksistensial terbagi dua: Kebeasan eksistensial jasmani (kita bisa menggerakkan fisik sesuai dengan kemampuan yang kita miliki) dan Kebeasan eksistensial rohani (kemampuan kita untuk boleh menentukan diri sendiri atas apa yang kita pikirkan sehinggatitik beratnya pada akal manusia)
•    Bagaimana hubungan Kebeasan eksistensial jasmani dan rohani?? Pertama, paksaan fisik yang menerbatasi jasmani dapat menyebabkan gangguan rohani. Kedua sebuah tindakan adalah suatu kehendak yang menjelma dan menjadi nyata, berarti kehendak merupakan permulaan sebuah tindakan manusia untuk menghendaki gerkan fisik/tubuh.
•    Kebebasan sosial juga ada dua macam: Jasmani (sebuah kebebasan yang tidak dibatasi paksaan secara fisik oleh orang lain) dan Rohani (sebuah kebebasan yang terlepas dari kekangn psikis orang lain)

Legitimasi pembebasan kebebasan sosial
1.    Hak : setiap manusia akan kebebasan yang sama
2.    Setiap manusia merupakan anggota dari sebuah masyarakat

•    Hubungan kebebasan dan tanggung jawab? Kebebasan sosial itu ruang gerak dari kebebasan eksistensial, sehingga kita bebas bertindak sajauh orang lain membiarkan tindakan kita.
•    Cara membatasi kebebasan: dengan paksaan, tekanan/manipulasi fisik, melalui kewajiban dan larangan.
•    Hubungan etika dan ilmu pengetahuan, haruskah perkembangan ilmu pengetahuan dengan etika? Jawab: apapun bentuknya kalau ilmu itu dipakai/diterapkan/digunakan kepada permasalahan sosial maka ilmu itu harus diesentuhkan dengan etika (nilai baik buruk), karena jika ilmu melawan nilai dan norma dan menyebabkan dampak buruk bagi manusia, maka ilmu itu tidak diperbolehkan. Tetapi jika ilmu itu baru dalam tahap percobaan experiment (masih dalam lab, maka ilmu itu bebas etika. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Filsafat Islam Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger