EMPIRISME THOMAS HOBBES DAN JHON LOCKE.

Pengertian Empirisme berasal dari kata “ empeiria “ yang berarti pengalaman inderawi. Sebagai aliran empirisme memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan dan pengenalan. Aliran ini tumbuh subur di Inggris abad 17 dengan tokoh antara lain : Thomas Hobbes dan Jhon Locke.

Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman, sehingga pengenalan inderawi merupakan bentuk pengenalan yang paling jelas dan sempurna. Tetapi bukan berarti mengabaikan peranan  rasio sama sekali. Dengan kata lain rasionalisme  dipergunakan dalam empirisme atau rasionalisme dilihat dalam rangka empirisme.

Sama seperti rasionalisme, maka empirisme Inggris inipun topik utama pembicaraan adalah masalah substansi.

II. THOMAS HOBBES.
Filsuf ini hidup ( 1588 – 1679) dan  mendapat pendidikan di Universitas Oxford. Karangan Hobbes yang terkenal adalah Leviathan,dalam buku inilah  pemahaman Hobbes tentang manusia dan negara dapat diketahui.

Beberapa hal pemikiran Hobbes yang perlu mendapat perhatian yaitu
1.    Konsep pengenalan atau pengetahuan .
2.    Pandangannya tentang dunia dan manusia yang mengarah ke materialisme .
3.    Konsep tentang negara.

Marilah kita tinjau satu - persatu point tersebut diatas :
Ad. 1 ). Menurut Thomas Hobbes, pengetahuan manusia diperoleh karena   adanya pengalaman. Pengalaman adalah awal dari segala pengetahuan , juga awal pengetahuan tentang azas-azas yang diperoleh dan diteguhkan oleh pengalaman. Segala ilmu pengetahuan diturunkan dari pengalaman.
                           
Akal atau rasio hanya mempunyai fungsi mekanis semata, sebab akal hanya mewujudkan suatu proses penjumlahan dan pengurangan. Hanya pengalamanlah yang memberi jaminan akan kepastian.

  Ad. 2 ). Ajaran Hobbes tentang dunia dan manusia ini dianggap sebagai pandangan  materialistis yang pertama dalam filsafat modern. Menurut Hobbes , dunia secara keseluruhan termasuk didalamnya juga manusia  merupakan suatu proses yang berlangsung tanpa henti atas dasar hukum – hukum mekanisme.

  Ad. 3 ).   Inilah ajaran Hobbes yang paling terkenal yaitu ajarannya tentang negara. Ini termuat dalam bukunya Leviathan. Menurut Hobbes, tabiat semua manusia adalah sama yaitu ingin mempertahankan kebebasannya dan menguasai orang lain , ini disebabkan karena naluri. Kemudian dikenal dengan istilah “Homo Homini Lupus”artinya manusia adalah serigala bagi manusia  yang lain.  

Akibatnya adalah manusia saling berperang antara orang dengan orang , manusia tidak mampu mempertahankan keberadaannya. Oleh karena itu manusia mengadakan suatu perjanjian bahwa mereka akan takluk pada suatu kewibawaan penguasa, secara otomatis negara akan timbul .

Perjanjian ini dibuat antar warga negara, bukan antara warga negara dengan penguasa. Dengan demikian yang terikat dalam perjanjian ini adalah antara warga negara dengan warga negara, bukan antara penguasa dengan warga negara. Sehingga sesama warga negara tidak mempunyai hak untuk memberontak dan perjanjian yang dibuat tidak dapat dicabut lagi. Sebaliknya negara sebagai penguasa mempunyai kekuasaan yang mutlak, absolut, dapat bertindak tanpa batas  terhadap setiap warga negara.

Persatuan antara warga negara (orang banyak yang dipersatukan) demikian inilah yang dinamakan : Commonwealt atau Leviatan artinya Allah yang telah mati .    

Syarat  utama bagi keberlangsungan commonwealt ini adalah adanya  perdamaian dalam kehidupannya dan bentuk negara  tergantung pada kesepakatan antara warga negara tersebut.



III. JOHN LOCKE.
Filsuf ini hidup 1632 – 1704, sebagai seorang empiris Locke dikenal sebagai pemikir yang menggabungkan antar teori empirisme dengan ajaran rasionalisme Descartes, tetapi menguntungkan pihak empirisme. Dengan kata lain, mengagumi metode Descartes tetapi menolak isi ajaran Descartes.

Yang paling terkenal dari pemikiran Locke ini adalah teori Tabula Rasa atau as a white paper atau kertas putih yang belum ditulisi atau kamar gelap tanpa bayangan – bayangan. Inilah yang membedakan antara Locke dengan Descates (bandingkan dengan teori Innata Ideas Descartes).  

Segala pengetahuan datang dari pengalaman , akal (rasio) adalah pasif pada waktu pengetahuan didapatkan.Akal tidak melahirkan pengetahuan dari dirinya sendiri . Akal pada awalnya serupa dengan secarik kertas putih tanpa tulisan, yang hanya menerima segala sesuatu dari pengalaman.

John Locke tidak membedakan antara pengetahuan inderawi dan pengetahuan akali. Tetapi John Locke mengatakan isi pengetahuan terdiri dari 2 (dua) pengalaman  yaitu :
1.    Pengalaman lahiriah ( sensation ).
2.    Pengalaman batiniah  ( reflexion )
                                 
Tugas pengalaman lahiriah adalah  mengajarkan kepada kita tentang hal – hal   diluar kita, sedangkan tugas pengalaman batiniah mengajarkan kepada kita tentang keadaan – keadaan  psikis kita. Kedua pengalaman ini bekerja jalin – menjalin, apa yang dihasilkan oleh pengalaman lahiriah harus ditanggapi oleh pengalaman  batiniah.

Kedua sumber pengalaman diatas menurut Locke menghasilkan idea – idea tunggal atau gagasan – gagasan tunggal atau idea – idea tunggal 
(simple ideas). Gagasan tunggal ini akan dipakai oleh roh manusia sebagai dasar bangunan untuk membentuk gagasan – gagasan majemuk atau disebut juga idea –idea majemuk  ( Complex Ideas ) .

Jika beberapa gagasan  tunggal atau idea tunggal menampilkan diri bersama-sama secara teratur , berdiri sendiri inilah yang disebut substansi. Di dunia luar memang ada substansi, tetapi kita hanya mengenal cirinya saja.

Dua gagasan tunggal yang ada kesesuaiannya atau tidak , dapat muncul dalam bentuk :
1.    Bentuk identitas atau perbedaan.
2.    Bentuk hubungan.
3.    Bentuk koeksistensi atau berada bersama – sama.
4.    Bentuk kenyataan.

Ajaran kesusilaan Locke  :
Menurut Locke ada 3 macam peraturan bagi kesusilaan yaitu :
1.    Perintah Allah yang harus ditaati oleh manusia, supaya manusia tidak berdosa.
2.    Undang – undang negara yang memuat aturan tentang perbuatan salah dan perbuatan yang tidak salah .
3.    Hukum yang menciptakan kebajikan dan bukan kebajikan , yang disetujui dan tidak disetujui.

Ajaran Negara Jhon Locke :
Berpangkal pada kondisi zaman alamiah karena menurut Locke Allah telah menciptakan semua ini bagi kepentingan semua orang, maka hak milik semua orang harus diakui keberadaannya. Tetapi keadaan ini diakui belum sempurna, karena masih ada orang yang tidak mematuhi hukum. Maka diperlukan adanya suatu pemerintahan, agar setiap warga negara tunduk kepada aturan hukum supaya kebelangsungan hidup, kemerdekaan dan hak milik tetap terpelihara.

Jhon Locke menolak bentuk pemerintahan yang absolut, maka kekuasaan itu harus dibagi :
1.    Kekuasaan Legislative.
2.    Kekuasaan Executive.
3.    Kekuasaan Federative

Ad1)    Kekuasaan Legislative adalah kekuasaan yang memberi  undang - undang  (sebutkan contohnya).
Ad2)  Kekuasaan Executive adalah kekuasaan yang melaksanakan pemerintahan.
Ad3)  Kekuasaan  Federative adalah kekuasaan yang menentukan perang dan damai .

Menurut Locke, negara tidak mempunyai hak untuk mengatur agama bagi warga negaranya dengan kata lain setiap warga negara bebas untuk memeluk agamanya. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Filsafat Islam Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger